Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) sering dikelompokkan sebagai populasi yang berisiko untuk tertular HIV karena memenuhi kriteria 4M (Man, Mobile, Money, Macho). Hal tersebut tentu tidak berlebihan karena dengan mobilitasnya yang tinggi dan sering bertugas jauh dari keluarga dalam waktu yang relatif lama membuat mereka melakukan perilaku yang berisiko tertular HIV dan selanjutnya juga menjadi sumber penularan bagi yang lainnya. Hasil Survei Surveilans Perilaku Perilaku (STHP) 2007 di 5 provinsi yaitu Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali dan Papua, menunjukkan masih rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV di lingkungan TNI. Pengetahuan komprehensif mengenai HIV-AIDS di kalangan TNI hasil survey tersebut adalah 4,5%. Sementara perilaku berisiko cukup tinggi yaitu membeli seks di kalangan anggota TNI tertinggi di kelompok yang belum menikah yaitu sebesar 40%, disusul yang berstatus cerai yaitu 18 % dan yang terendah adalah yang masih menikah 3,8 %.Sedangkan angka prevalensi HIV pada kelompok pembeli seks tersebut lebih berisiko terinfeksi HIV sekitar 1,1 % atau 5 (lima) kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak membeli seks.
