Bandung, (PR) – Kasus HIV AIDS tertinggi di Jawa Barat sepanjang tahun 2016 ini dipegang oleh Kota Bandung.
Hal tersebut diutarakan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Yuzar I.B.I. “Kasus HIV/AIDS paling tinggi di Jawa Barat itu di Bandung. bukan berarti semua pasien nya warga Bandung ya. Tapi orang yang kebetulan dilayani di Bandung (saat sakit)” kata Yuzar, ketika ditemui seusai Focus Group Discussion Penanganan HIV/AIDS pada Jumat, 23 Desember 2016 di Newton Hotel Jl Riau, Bandung.
Dinas Kesehatan mencatat kasus HIV AIDS di Jawa Barat sejak 1989-2016 sudah ada 24.639 orang dan kasus AIDS 7.432 orang.
Dari data tersebut, diketahui 44% pasien adalah umur produktif di angka 20-29 tahun. Kemudian kasus paling banyak adalah disebabkan oleh penularan melalui jarum suntik.
“Harapan pertemuan ini adalah memperkuat dari apa yang sudah ada. Karena selama ini bebagai dinas sudah terlibat. Sekarang tambah lagi BP3AKB sebagai amunisi kan nih. Semoga jauh lebih bagus untuk penanganannya” tutur Yuzar.
Diskusi tersebut digelar Badan Perberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB). Pembahasan yang menjadi fokus utama dalam diksusi tersebut adalah penyusunan kesepakatan rencana kegiatan penanganan HIV AIDS bersama beberapa elemen. Diantaranya adalah Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Badan Narkotika Nasional, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.
Selain itu juga dibahas program 3 Zeroes untuk menekan angka HIV AIDS. 3 Zeroes tersebut adalah menurunkan jumlah kasus HIV AIDS, menurunkan angka kematian, serta menurunkan Stigma dan Diskriminasi.
Kepala BP3AKB Dewi Sartika menuturkan telah banyak upaya yang dilakukan untuk menekan angka HIV AIDS di Jawa Barat. “Termasuk pergerakan dari lembaga masyarakat dan pemerintah, cuma mungkin yang lebih menarik adalah paparan (kasus HIV AIDS) pada ibu ini angkanya meningkat cukup tinggi. Itu yang menarik kami untuk lebih concern pada kasus HIV AIDS ini,” ujarnya. (Surya Fikri Asshidiq)
Seperti dilansir dari Pikiran Rakyat