HomeLaporan KegiatanKPA Kota Bandung Siap Membentuk Kader Kesehatan Peduli HIV-AIDS di 10 Perguruan...

KPA Kota Bandung Siap Membentuk Kader Kesehatan Peduli HIV-AIDS di 10 Perguruan Tinggi

KPA Kota Bandung – Salah satu Program Remaja KPA Kota Bandung, yaitu Pelatihan Kader Kesehatan bagi Organisasi Kemahasiswaan telah dilaksanakan pada Hari Sabtu – Minggu, 3 – 4 Mei 2025 di UTC Dago Hotel Bandung. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari UNISBA, UNPAD, UNPAS, UINSGD, Universitas Nurtanio, Universitas Bhakti Kencana, Universitas Muhammadiyah Bandung, Institut Kesehatan Rajawali, UNIBI, dan UNPAR. Berkolaborasi dengan tim Viva Era Indonesia (@vivaera.id) dalam menghadirkan narasumber-narasumber hebat.

Kepala Sekretariat KPA Kota Bandung

Kepala Sekretariat KPA Kota Bandung, Maya Verasandi, S.KM., S.Keb.Bdn, membuka dan menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV (P2HIV) di perguruan tinggi melalui peran advokasi dari para kader kesehatan. ”Kami akan menyusun strategi bersama dalam memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi remaja kepada mahasiswa sebagai kader kesehatan di perguruan tinggi”, ucap Maya.

Adapun keynote speech dari bapak Dr. Ir. Dede Farhan Aulawi, M.MCHT yaitu harapannya untuk duta HIV bisa memberikan informasi awal terkait penularan awal dan pencegahan HIV di lingkungan masyarakat, kampus, serta sekolah-sekolah (SMP dan SMA). Dilanjutkan pemaparan materi ”Analisis Situasi HIV, Kebijakan Kesehatan, serta Advokasi Kesehatan” oleh bapak Agung, S.KM. sebagai Katimja P2PM Dinas Kesehatan Kota Bandung. ”Upaya untuk menuju Ending AIDS: diperbanyak temuan kasusnya, perbanyak layanan perawatan; dukungan; dan pengobatan (PDP), serta akses ART (Antiretroviral Therapy)”, ucap Agung. Peserta menanyakan bagaimana mengurangi stigma dan diskriminasi kepada ODHIV yang ada di lingkungan sekitar kita. ”Orang yang selalu memberikan stigma dan diskriminasi kepada ODHIV harus mendapatkan pembuktian yang nyata dengan cara membuktikan bahwa HIV tidak akan menularkan melalui hubungan secara sosial,” jawab Agung.

Katimja P2PM Dinas Kesehatan Kota Bandung

Kemudian dilanjutkan pemateri selanjutnya, yaitu Sherllina Rizqi Fauziah, S.Kep. selaku Pokja Remaja KPA Kota Bandung terkait Hubungan antara informasi HIV-AIDS dan Kesehatan Reproduksi. HIV dan kesehatan reproduksi memiliki hubungan yang erat, terutama dalam hal pencegahan penularan dan dampak pada kesuburan serta kesehatan ibu hamil. HIV dapat ditularkan melalui kontak seksual, sehingga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat penting dalam upaya pencegahan. Selain itu, infeksi HIV dapat mempengaruhi kesuburan wanita dan kesehatan ibu hamil, dengan potensi penularan virus ke janin selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Pokja Remaja KPA Kota Bandung

Materi Penyakit Menular Seksual dan HIV dibawakan langsung oleh dr. Ronald Jonathan, M.Sc., DTM&H sebagai Ketua Pokja PDP KPA Kota Bandung. ”Bagaimana cara pemeriksaan darah kepada ODHIV yang melakukan donor darah?,” tanya salah satu peserta. ”Pemeriksaan darah di PMI saat ini sudah terintegrasi dengan pemeriksan HIV dan IMS. Jadi, saat ODHIV melakukan donor darah maka akan diberitahukan melalui pesan singkat atau WhatsApp dengan keterangan bahwa orang tersebut terdapat infeksi di dalam darahnya”, jawab Ronald. Pertanyaan menarik datang dari peserta lainnya, ”HIV menyerang sel darah putih atau limfosit, dan sel darah tersebut dihasilkan oleh sumsum tulang belakang. Bagaimana jika sumsum tulang belakang tersebut diganti dengan sumsum tulang belakang yang baru?”. ”Transplan sumsum tulang belakang dapat dilakukan tetapi tidak dapat diterapkan kepada semua ODHIV dan donornya tidak dapat dilakukan di semua negara (hanya Inggris yang memiliki izin untuk melakukan transplan) serta jika pasien memiliki penyakit lainnya (seperti kelainan sel darah putih dan lain sebagainya),” jelas Ronald.

Ketua Pokja PDP KPA Kota Bandung

Tingginya diskriminasi terkait HIV-AIDS di masyarakat membuat KPA Kota Bandung mempersiapkan materi Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Remaja yang akan menjadi bekal penting kepada Duta HIV. Materi dibawakan oleh Mawar Nita Pohan, S.Psi., M.I.Kom, Ketua Pokja Remaja KPA Kota Bandung. Diawali dengan role-play yang melibatkan 10 peserta yang ditempelkan label dan mereka akan bergabung dengan peserta lainnya dan diberikan tugas untuk berjabat dengan dengan banyak orang (selama 3 menit).

Role-play Session

Refleksi dari kegiatan tersebut adalah cara pandang dan pengetahuan seseorang juga mempengaruhi pemberian labelling kepada orang lain (stigma). Lalu, apa yang bisa dilakukan sebagai Duta Kesehatan terkait isu HIV-AIDS, stigma dan diskriminasi, serta kekerasan? Simak 6 poin penting berikut:

Dr. Almadina Rakhmadaniar, S.Psi., M.I.Kom., menambahkan terkait komunikasi dalam pemberian edukasi sangat penting. Cara kita untuk memberikan informasi kepada audiens menjadi hal yang krusial karena jika kita tidak mengetahui inti dari apa yang kita sampaikan, maka pesannya pun tidak akan tersampaikan dengan baik.

KPID Jawa Barat

Pada hari terakhir terdapat materi penting terkait Wicara Publik bagi Pendidik Teman Sebaya: Public Speaking for Ambassador oleh Zen Audri Barliandri. Public speaking adalah seni untuk berkomunikasi di depan umum yang di dalamnya menerapkan etika publik. “Salah satu langkah mudah meningkatkan kepercayaan diri, cobalah bercermin dan bercerita dengan diri sendiri,” ucap Zen.

Public Speaker

Dilanjutkan pembahasan Strategi Pembuatan Konten dalam Edukasi Kesehatan HIV-AIDS: “Menjadi Konten Kreator Muda yang Edukatif” oleh Mukhamad Iqbal Nurhaqsanni. “Menghadapi komentar negative dan menjaga interaksi yang sehat dengan audiens, tanggapi dengan positif, jadikan evaluasi dan cara untuk mengembangkan diri (self-improvement),” ujarnya.

Peserta Kegiatan

Tidak hanya berhenti sampai sana, dilanjutkan pemateri terakhir dari Komisi D DPRD Kota Bandung, dr. Agung Firmansyah Sumantri, Sp.PD-KHOM, MMRS, FINASIM terkait Sinergi Medis dan Legislatif dalam Mewujudkan Kota Bandung yang Sehat dan Bebas Stigma HIV. Adapun 5 pilar strategi, yaitu pencegahan dan pengurangan risiko berbasis bukti pada populasi kunci; perluasan dan pemantapan akses layanan pengobatan dan perawatan HIV; penguatan system Kesehatan dan manajemen informasi; integrasi HIV dengan layanan Kesehatan dan program di Kewilayahan; serta penguatan kebijakan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan.

Komisi D DPRD Kota Bandung

Berita ini disiarkan oleh Pengelola Program Media, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline 0819-3121-9797 dan alamat email kpakotabandung@gmail.com.

Penulis: Pengelola Program Media KPA Kota Bandung

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments