Apakah PrEP Itu?
PrEP merupakan singkatan dari Pre Exposure Profilaxis, yaitu penggunaan Antiretroviral (ARV) oleh orang-orang yang belum terinfeksi untuk mencegah penularan HIV. Profilaksis sendiri artinya adalah mencegah atau mengendalikan penyebaran penyakit. Dengan demikian tujuan utama PrEP adalah untuk mencegah penularan HIV pada orang yang berisiko ternfeksi. Sehingga bagi yang tidak berisiko tidak perlu mengkonsusi ARV untuk profilaksis. Obat ARV yang digunakan untuk PrEP adalah sama dengan obat ARV digunakan pada orang yang sudah terinfeksi HIV.
Mengapa perlu PrEP?
Saat ini Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan kasus HIV tercepat di kawasan Asia-Pasifik (UNAIDS, 2017). Sebagian besar kasus baru ini terjadi pada populasi kunci dan pada area geografis tertentu, misalnya di Papua. Jika dilihat pada grafik di bawah ini terlihat bahwa terjadi peningkatan kasus baru terutama pada populasi MSM.
Untuk itulah diperlukan pencegahan komprehensif untuk menurunkan insiden HIV. PrEP merupakan salah satu dari strategi pencegahan komprehensif tersebut. PrEP tidak bertujuan untuk digunakan sebagai metode pencegahan tunggal, namun menjadi bagian dari metode pencegahan kombinasi bersama-sama dengan (1) tes HIV, (2) pengobatan ARV, (3) kondom, (4) harm reduction, (5) pengobatan IMS, (6) sirkumsisi, (7) PPIA dan (8) PEP. Semakin banyak pilihan dari kombinasi pencegahan komprehensif, akan semakin sukses dalam mencegah penularan infeksi HIV baru.
Apakah PrEP ini sejenis vaksin?
Bukan. Vaksinasi bekerja dengan cara melatih sistem kekebalan tubuh kita untuk dapat melawan mikroorganisme tertentu selama kurun waktu tertentu, umumnya sampai beberapa tahun. Namun cara kerja PrEP tidak sama dengan vaksin. Efek perlindungan terhadap HIV pada pengguna PrEP hanya pada saat orang tersebut mengkonsumsi obat ARV saja. Saat tidak mengkonsumsi obat PrEP, maka tidak memiliki efek proteksi lagi. Sedangkan pada vaksin, efek proteksi dapat terjadi selama beberapa tahun. Saat ini belum ditemukan vaksinasi yang efektif untuk mencegah HIV.
Apakah saya memerlukan PrEP?
PrEP tidak ditujukan untuk semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang masuk kriteria saja yang dapat diberikan PrEP. Umumnya PrEP diperlukan bagi orang-orang yang sangat berisiko terinfeksi HIV. Misalnya ada pasangan suami-istri, dimana suaminya positif sedangkan istrinya negatif. Pak Suami yang HIV positif baru saja mengkonsumsi ARV. Pada saat dilakukan pemeriksaan viral load, masih terdeteksi virus HIV di dalam darah Pak Suami. Dengan demikian Bu Istri berpotensi besar untuk terinfeksi HIV dari Pak Suami. Pada kasus ini Bu Istri memerlukan PrEP untuk mencegah infeksi HIV. Segera setelah kadar virus HIV Pak Suami tidak terdeteksi (umumnya setelah 6 bulan konsumsi ARV), Bu Istri bisa menghentikan konsumsi PrEP. Contoh ini cukup memperjelas bahwa PrEP bukanlah strategi tunggal, namun merupakan bagian dari pencegahan komprehensif.
Jika punya pertanyaan seputar PrEP atau HIV, silakan tanyakan pada kami dengan klik pada link ini.